Selasa, 28 Januari 2014

My 20

Hari ini hari ulang tahunku yang ke-20. Orang pertama yang mengucapkan "selamat ulang tahun" adalah ibuk. My special person, love you ibuk. Lalu adek, abis itu temen-temen kuliahan. Abis itu ayah. Dan saat aku nulis ini, aku belum cek facebook-ku. Hal yang menyedihkan saat ulang tahunku kali ini adalah, saat ibuk tanya "Si ** udah ngucapin belum?" hahaha. Kepalaku rasanya ketimbun batu. Aku jawab,"Udah lah Bu, lupain aja. Anggap aja nggak pernah ngucapkan. Anggap aja nggak pernah ada." aku mengucapkannya dengan bibir pilu, jantung lemas, rasanya hampir pingsan. Mataku berkerling. Yah, sepintas kata-kata itu aku sisipi ketawa. Ketawa palsu. Mataku hampir menangis. Hidungku pengar, penuh sesak oleh air. Entah siapa yang mengutus air mata membasahi rongga dalam hidungku.
Oh Allah, Tuhanku... Tuhan penguasa alam. Pemilik rasa cinta, Sang Maha Cinta. Dia barusan menelfonku. Dia mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Aku kerasa hapeku bergetar. Jantungku rasanya berdegup keras banget. tapi setelah selesai telpon, rasanya ada jantungku berhenti. Ada yang hilang.


Sabtu, 11 Januari 2014

mbedos!!

rabu, 9 oktober 2013

hari yang seharusnya menyenangkan karena semakin dekat dengan jumat, pulang kampung. tanggal 9 bulan 10, cantik sebenarnya. tapi tidak secantik pikiran yang sedari tadi siang berkecamuk di otak ku. tadi siang aku mengembalikan buku di perpus, sekalian mau pinjam buku lagi. lalu aku pinjam buku pakai kartunya teman, hampir saja kartuku di sita. kata si bapak penjaga perpus, itu sudah termasuk pelanggaran. beliau juga menambahkan, "coba kamu bandingkan dengan perpus lain. saya ini sudah sabar. untung kartu kamu ndak saya sita." aku hanya melongo. nonsense. krik-krik. bandingakn dengan perpus lain? hello... sudah saatnya kita seharusnya melek pada perubahan. menurut aku, kita gak perlu membandingkan diri kita atau apalah kemampuan kita dengan orang lain/benda lain/dll. cobalah kita benahin diri dulu. perbaiki diri. instrospeksi diri. minimal buat progres. melek teknologi. melek pengetahuan. kalau ingin dibandingkan dengan yang lain, apa mau dipujikah? ingin dianggap unggul dari yang lain? yah, kalau sudah merasa baik, unggul, profesional ya kemampuan diri gak akan berkembang. malah itu disebut kesombongan terselubung. menganggap diri sudah baik jadi gak berkembang alias jalan ditempat plus meminta orang untuk membandingkan dengan hal lain, ups... poin fatal tambah satu, menurutku. ya menganggap diri paling baik, mencoba bersaing, membandingkan diri dengan yang lain itu hal yang ada sisi positif dan ada sisi negatifnya. tapi, aku sarankan nggak lagi mikirin hal yang semacam itu. mulai sekarang kita fokus untuk mengembangkan diri, membuat inovasi-inovasi, dan tanggung jawab. jangan sibuk memikirkan kesombongan terselubung deh!
aku lihat di salah satu grup perkumpulan mahasiswa di jejaring sosial, ada salah satu mahasiswa yang ingin perpus dibuka 24 jam. hal yang terkesan imposible kalau diterapkan di kampusku, namun aku setuju dengan alasan mahasiswa yang dari gaya bicaranya aku prediksi dia mahasiswa tingkat akhir. dia meminta perpus dibuka 24 jam agar mahasiswa yang skripsi bisa belajar di perpus bahkan all of time. aku rasa aku setuju dengan pendapat ini. walaupun terkesan very very imposible tapi perlu direalisasikan bagi kampusku khususnya fakultasku ini agar meningkatkan kualitas belajar mahasiswa. bahkan aku yang sekarang semester 3, sangat membutuhkan peran perpustakaan dalam menyediakan buku-buku yang relevan bagi perkuliahan. jadi aku ingin tugas aku tidak hanya copas dari internet, tapi dari bahan rujukan yang otentik yaitu buku. selain itu aku nilai buku sangat banyak manfaatnya bagi mahasiswa. aku hanya bisa berdoa semoga perpus bisa buka lebih pagi dan tutup lebih sore, buka jam 7 dan tutup jam 5. aku rasa jam demikian cukup, tapi 24 jam lebih baik lagi. aku pernah lihat ada mahasiswa skripsi yang memohon mohon agar perpusnya dibuka. kelak aku akan menjadi mahasiswa tingkat akhir yabg sibuk skripsi. harusnya kelak tempat faforitku itu bisa lebih maju: tenaga pelayanannya ramah, disiplin, bertanggung jawab, integritas tinggi, buku-bukunya lebih lengkap, lebih lama waktu bukanya, dan yang paling vital adalah memperbolehkan  mahasiswa untuk meminjam buku lebih dari2 / maksimal 5!! it's my dreams!
sudah sekian lama aku memendam perasaan ini, bisa dibilang satu setengah tahun pasca pengumuman penerimaan mahasiswa baru waktu itu. semester satu, aku pernah gondok tingkat dewa karena masalah parkir. mungkin kalian yang baca tulisan ini bingung bahkan mengatai aku, masalah parkir aja dibuat besar. mungkin buat kalian yang kuliah naik sepeda motor, pakaian ala-ala artis, kalian gampang bisa parkir dimana-mana. sedangkan aku? mahasiswa semangat pergi ke kampus, belajar buat UTS, memilih bangku untuk UTS, mengerjakan tugas di kampus pagi-pagi. bisa dinilai semangat ngampusnya besar. apalagi dengan semangat maba. uh, masih keinget kata-kata mahasiswa agent of changes! gagal masuk kampus karena parkirnya belum buka alias masih tutup. aku coba parkir di fakultas sebelah. alhasil apa? aku diusir sama penjaga parkirnya hanya karena si penjaga parkir melihat gaya pakaianku yang gak sesuai dengan fakultasnya. gak begitu saja, aku juga diancam akan digembos ban sepedaku kalau tetap nekad parkir disitu. parkir luas, masih senggang, hanya ada 5 sepeda motor yang ada di parkitan itu. My God, parkiran fakultas sebelah fakultasku ini... mahasiswanya belum banyak yang parkir, penjaga parkirnya sudah ada. sedangkan fakultasku, antrian mengular bak antrian sembako, pukul 6:45 penjaga parkir belum kelihatan batang hidungnya, gerbang parkir belum kunjung buka. pasca kejadian itu, aku tetap masuk pagi dan pernah penjaga parkir telat lagi. 


aku nekat mengangkat sepedaku masuk melintasi gerbang parkir. Alhasil, saat penjaga datang dia agak bingung kenapa sepedaku sudah nangkring di area parkir sedangkan gerbang belum buka. tapi gerbang cadangan yang aku lewati itu kini sudah ditutup, mungkin untuk mengantisipasi munculnya mahasiswa macam aku yabg menerobos masuk parkiran. tapi aku yakin banget mahasiswa yang naik sepeda motor gak akan meniru aksi ekstrim ku ini. gak mungkin mereka mengangkat motornya, adegan yang sangat berbahaya pastinya. penjaga parkir tugas yang mulia. tanpa penjaga parkir bisa saja parkir tidak tertib, bahkan resiko kehilangan semakin besar. tapi, kalau macam ini. tentunya harus bisa lebih tanggung jawab. dari tanggung jawab diri itu insyaallah akan dapat menciptakan kehidupan yang selaras dan seimbang. tentunya, menghormati dan otomatis lebih menghargai dan saling menghargai kepentingan satu sama lain. aku yakin komponen-komponen itu saling berkesinambungan. bila salah satu komponen kompak maju, insyaallah akan sukses dan lebih baik lagi. tapi satu komponen tidak bisa menonjol secara individual tanpa komponen-komponen yang lain. kemajuan tidak bisa di raih jika berjalan sendiri. hm... yang sejak tadi mbledos unek-unek sampai berteori kesana kemari, semuanya balik lagi pada "manusia tidak luput dari salah, khilaf, dan dosa." Sabar. tenang. kita makhluk Allah yang punya pedoman. punya agama. hadapi hidup.
kampusku, banyak cerita tentangmu. harusnya aku senantiasa ingat saat aku menuliskan namamu di lembar snmptn undanganku. saat aku sujud dengan berlinang air mata telah diterima belajar banyak di bawah almamater ini. saat aku ingat itu setiap saat, mungkin banyak air mata yang berjatuhan, namun dari banyaknyanya air mata tersebut akan terseka dengan sapu tangan kesuksesan kelak di kemudian waktu.
terima kasih almamaterku tersayang. :-)

Fikahati-

Pura-pura Cinta

Akhirnya UAS semester 3 kelar. Seneng banget bisa lepas dari semester penuh penyiksaan ini. Padahal 17 SKS tapi tugasnya, ehmmm... bikin ndak bisa tidur. Sebelum UAS, banyak banget yang bejubel di pikiran, pengen nulis, pengen curahin semua di blog. Aku janji pasca UAS de aku nulisnya. Sekarang UAS udah kelar, pikiran ilang kemana-mana. Hehehe... maklum, efek UAS kali yag!
Jadi gini, baca judul diatas pasti sangkut pautnya sama perasaan, hati, cinta, suka, pacar, ujung-ujungnya pasti... galau. Hmm, sebenernya aku dah males ni galau-galauan lagi. Tapi katanya kalau gak galau gak normal. Galau boleh aja sih tapi ya jangan galau mulu. Surem banget sih hidup jadinya. Padahal kita hidup juga butuh bahagia. Ngomongin soal pura-pura cinta, aku sebenernya malu banget sama... sama... sama... kedua orang tuaku. Kalian tau kenapa? Ya, kemaren aku diajak mbahas tentang pacar dan akhirnya aku curhat tentang pacar aku yang antah berantah lagi dimana, tau lagi apa, kabarnya gimana, dan batang hidungnya pun gak pernah keliatan. Ga aku ceritain lengkapnya gimana, soalnya males ngetiknya, males galaunya. Hahaha... jadi ujung-ujungnya cerita, ibu bilang gini,"Dia itu pura-pura cinta sama kamu, soalnya di awalnya kamu keliatan cinta mati sama dia. Jadi ya dianya ngimbangin kamu aja, padahal ndak maksud cinta. Jadi cuma pura-pura doang." Aku rasanya langsung "JLEB!". Sedih campur galau campur heran, tapi 99% malu. Gimana gak mau, orang tua aja bilang gitu. Yah, mau apa lagi. Memang ya, cinta itu ndak bisa dipaksakan. Semoga galaunya mandek sampek sini aja yag! Galau tentang perasaan tapinya.... Hehehe. Kalau hidup seneng terus, ndak ada galaunya, gak normal kali ya! 
Cukup nih, postingan kali ini mbahas tentang "Pura-pura Cinta". Sambung lain kali yag! Aku berharap bisa posting liwat netbook ku pribadi. Soalnya ni minjem netbook adekku. Netbooku sakit, kena virus. Sekarang masih nginep di tempat servis. See you!! :D

Selasa, 03 September 2013

Aku, Dia, dan Ransel

Loh, loh, mana smsnya? Kok ilang? Udah aku hapus kali ya? Aku lupa. Hm… padahal pengen aku buat topik buat postingan kali ini. Ya udahlah, mau gimana lagi. Udah keburu aku hapus, alasan kenapa aku hapus juga aku lupa. Tapi aku masih inget bener kok isinya. Gimana gak inget, sms aja baru sesekali.
Ceritanya gini, sebelum berangkat mengikuti kegiatan itu aku pinjem tas dia. Aku udah pesen tu tas dia dari jauh-jauh hari. Pesen kalo aku mau minjem. Nah, pas mendekati hari H kegiatan, aku bingung mau minjem tas dia. Akhirnya aku nekat pergi ke kontrakannya dia yang jaraknya cukup jauh dari kos aku. Panas-panas melintasi ramenya kota Surabaya. Ya, lagi-lagi naik angkot. Menempuh rute yang sama seperti aku menuju kos bapakku. Namun kali ini bukan untuk ke kos bapakku, melainkan ke kontrakannya dia. Meskipun tujuannya beda, tapi rasanya sama. Naik angkot ‘sendirian’. Nggak sepenuhnya sendirian, kan ada sopir angkot dan penumpang-penumpang lain broh. Melewati jalanan kota lengkap dengan hiruk pikuknya. Terminal demi terminal harus kutempuh. Akhirnya, lagi-lagi aku update status di jejaring sosial yang lagi-lagi intinya, rasa syukur. Padahal di balik status rasa syukur itu terselip rasa perjuangan hidup. Berat. Tapi aku yakin ada yang lebih berat dari ini. Dan aku harus kuat menjalaninya! Hm…
Waktu berlalu begitu cepat. Waktu untuk menunggu dia datang, tak pernah menyesal aku harus menunggu berapa lama sampai dia datang. Hanya rasa seneng bisa ketemu dia setelah rasanya sekian lama tidak bertemu. Tidak smsan. Tidak ketemu. Hm… rasanya seneng banget deh, gak bisa diungkapin dengan kata-kata. Tapi ada rasa sedih juga sih, ketemunya cuma sebentar. Tukeran tas, habis itu sudah. Go home. Ternyata dugaanku salah. Dia gak bawa tasnya, alias tasnya ada di kontrakannya dia. Akhirnya aku diajak ke kontrakannya dia. Padahal ini semua diluar dugaan aku. Allah memang baik ni sama aku. Aku diijinkan ketemu dia ‘sedikit’ lebih lama. Alhamdulillah…
Sesampainya di kontrakannya dia. Tukeran tas dan… taraa, pikiranku kembali melayang ke momen tahun lalu. Saat aku pinjem tas dia untuk kegiatan ospek aku. Dia jelasin tentang tata cara penggunaan tas, lengkap dengan cara memakai tasnya. Dia membenerkan cara aku memakai tasnya. So sweet! Cetar, ngapain aku terus-terusan bengong. Gak mungkin rasanya mengulangi hal itu lagi. Yah, aku memang udah bisa cara makai tasnya. Cuma aku ingin mengulang momen itu. Hash, aku bener-bener rindu. Ngetik ini gak kerasa aku nangis. Sejak kapan aku mulai cengeng begini! Arrrggghh, aku benci rasa ini. Harusnya aku lebih menambah syukurku aku masih diberi kesempatan ketemu sama dia. Meskipun aku lihat wajahnya sama sekali tidak menunjukkan ekspresi senang saat ketemu aku. Sudahlah, dia gak cinta sama aku itu udah jadi konsekuensi yang harus aku terima. Itu pasti. Intinya, aku suka sama dia. Aku sayang sama dia. Aku cinta sama dia. Semua kata itu tertahan di pangkal tenggorokanku. Nangis lagi! sebenarnya aku bukan sedih, bukan meratap, bukan seneng ataupun bangga. Tapi rasanya air yang keluar dari mata ku ini gabungan dari rasa seneng, kangen, sedih, ratapan juga ada.
Kontrakannya cukup kotor. Aku segera membersihkannya. Lagi-lagi aku keinget dulu, aku sama dia bersih-bersih kontrakannya. Aku sampai difoto sama dia. Seneng banget rasanya. Itung-itung gak pernah dia foto aku dan saat itu aku difoto sama dia tanpa aku minta. Ya, sepertinya dia benar lupa kejadian tahun lalu. Mulai lagi nih, inget. Bukan hanya ingat sekedar ingat, hampir aku gak bisa melupakannya. Sadar, aku sadar ini hidup. Hidup yang sebenarnya. Hari ini gak sama dengan hari kemaren. Bukankah prinsip hidup harus lebih baik dari waktu ke waktu itu masih terpegang erat? Aku tau, life must go on. Aku berharap dengan mengetik cerita ini bisa mengurangi sedikit ingatanku tentang momen itu. Momen yang terlupakan olehnya yang selalu aku ingat bahkan hampir mirip gila aku punya rasa ingin mengulanginya kembali.
Aku gak harus meratap, mengigo tiap malam, badan demam tinggi hanya karena memikirkan hubungan ini putus seperti waktu itu. Berat memang melupakan dia berat sekali. Sampai saat itu aku tutup aku jejaring sosialku untuk melupakan dia. Masih tidak bisa lupa. Tiap sholat, aku doakan dia. Walau saat itu aku sudah diputusin sama dia. Saat dia minta balikan kembali rasanya impianku sedikit terwujud. Doaku selama ini serasa dikabulkan oleh Allah. Alhamdulillah… tapi, aku harus menerima kenyataan. Keadaan ini tak semulus yang aku harapkan. Cobaan ini, ah… 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan, bahkan bulan puasa tidak bertukar kabar. Aku takut memulainya. Nanti kalau aku sms dia. Smsku nggak dibalas, aku sedih banget rasanya. Walaupun nggak sms dia tambah besar sedihnya. Aku harus kuat! Dulu memang aku rapuh rasanya terlalu mengharapkan dia. Sekarang aku sudah tau rasanya sakit itu seperti apa. Ini untuk kedua kalinya, aku harus bisa semeleh dan ikhlas.
Aku enggak mau menjadi penghalang hidupnya. Aku gak mau jadi beban buat dia. Aku juga nggak mau jadi penghalang dia pacaran sama orang lain. Aku hanya mau aku cinta dia dan dia cinta aku tulus selamanya, di dunia dan di akherat. Entah itu kapan. Tapi aku yakin Allah memberikan yang terbaik buat aku dan dia. Aku sekarang masih berdoa, berusaha, dan menunggu. I will always love you…MAJ!! :-P