Sebelum membahas ciri-ciri gagasan pembaharuan pembelajaran IPS SD maka
akan dibahas terlebih dahulu mengenai karakteristik mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial. Karakteristik mata pelajaran IPS antara
lain sebagai berikut:
1. Ilmu
Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur Geografi, Sejarah,
Ekonomi, Hukum dan Politik, Kewarganegaraan, Sosiologi, bahkan juga bidang
humaniora, pendidikan dan agama.
2. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi,
sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi
pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.
3. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial
yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
4. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan
kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan
pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya
perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan,
keadilan dan jaminan keamanan.
5. Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan
memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. Ketiga
dimensi tersebut terlihat pada tabel berikut.
Tabel Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia
Dimensi
dalam kehidupan manusia
|
Ruang
|
Waktu
|
Norma/Nilai
|
Area dan substansi pembelajaran
|
Alam sebagai tempat dan penyedia
potensi sumber daya
|
Alam dan kehidupan yang selalu berproses,
masa lalu, saat ini, dan yang akan datang
|
Kaidah atau aturan yang menjadi
perekat dan penjamin keharmonisan kehidupan manusia dan alam
|
Contoh Kompetensi Dasar yang
dikembang-kan
|
Adaptasi spasial dan eksploratif
|
Berpikir kronologis, prospektif, antisipatif
|
Konsisten dengan aturan yang
disepakati dan kaidah alamiah masing-masing disiplin ilmu
|
Alternatif penyajian dalam mata
pelajaran
|
Geografi
|
Sejarah
|
Ekonomi, Sosiologi/Antropologi
|
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang
terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi
sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS di sekolah
diorganisasikan secara baik. Menurut Awan Mutakin (1998), berdasarkan rumusan
tujuan umum tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1. Memiliki
kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui
pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
2. Mengetahui
dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari
ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah
sosial.
3. Mampu
menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk
menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
4. Menaruh
perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat
analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
5. Mampu
mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive
yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.
Adapun nilai-nilai yang dikembangkan dalam Ilmu
Pengetahuan Sosial diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Nilai Ketuhanan
Materi
pembelajaran apapun dalam pendidikan IPS wajib berlandaskan kepada nilai
ketuhanan. Nilai ketuhanan merupakan nilai transendental yang menjadi core
value dari sistem nilai yang ada.
b. Nilai Edukatif
Salah
satu tolak ukur keberhasilan pelaksanaan pendidikan IPS adalah adanya perubahan
tingkah laku sosial peserta didik kearah yang lebih baik. Proses pembelajaran
IPS tiidak hanya terbatas di kelas dan sekolah pada umumnya melainkan lebih
jauh dari itu dilaksanakan dalam kekhidupan sehari-hari
c. Nilai Praktis
Pembelajaran
tidak memiliki makna yang dalam jika tidak memiliki nilai praktis. Pokok
bahasan IPS tidak hanya konsep teoritis belaka, melainkan digali dari kehidupan
sehari-hari yang bersifat kontekstual.
d. Nilai Teoritis
Pembelajaran
IPS tidak hanya menyajikan fakta dan data yang terlepas dari kerangka teoritis,
melainkan dibina dan dikembangkan kemampuan nalar kearah sense of rality,
sense of discovery, sense of inquiry, serta kemampuan mengajukan hipotesis
terhadap suatu masalah.
e. Nilai Filsafat
Menumbuhkan
kemampuan merenung tentang eksistensi dan pernannya di tengah masyarakat,
sehingga tumbuh kesadaran mereka selaku anggota masyarakat dan sebagai makhluk
sosial
f. Nilai Kemanusiaan.
Nilai-nilai
kemanusiaan seperti kasih sayang, tanggung jawab, kejujuran, kedamaian, tanpa
kekerasan, dan sebagainya perlu disaampaikan secara terpadu dalam pembelajaran
IPS, sehingga dihasilkan kualitas lulusan yang unggul (human excellence)
atau manusia utuh/kaffah sesuai dengan cita-cita pendidikan nasional.
Sebenarnya sangat sukar
untuk mencirikan suatu gagasan atau pelaksanaan pendidikan itu sebuah
pembaharuan (inovasi). Misalnya pendekatan inkuiri dalam Pendidikan IPS sudah
dilaksanakan sejak zaman Aristoteles, yaitu pada saat Aristoteles menerapkan
metode induktif, eksperimen, dan hipotesisnya.
Nu’man Somantri, yang
dikutip oleh Daldjoeni (1981) menyatakan bahwa pembaharuan pengajaran IPS
sebenarnya masih dalam proses yang penuh berisi berbagai eksperimen. Adapun
ciri-ciri Gagasan Pembaharuan
Pembelajaran IPS SD sebagai
berikut.
1. Bahwa
pelajarannya akan lebih banyak memperhatikan minat para siswa, masalah-masalah
sosial dekat, keterampilan berpikir (khususnya tentang menyelidiki sesuatu),
serta pemeliharaan dan pemanfaatan lingkungan alam.
2. Program
studi IPS akan mencerminkan berbagai kegiatan dasar dari manusia.
3. Organisasi
kurikulum IPS akan bervariasi dari susunan yang integreted (terpadu), correlated
(berhubungan) sampai yang separated (terpisah).
4. Susunan
bahan pembelajaran akan bervariasi dari pendekatan kewargaan negara,
fungsional, humanitis sampai yang struktural.
5. Kelas
pengajaran IPS akan dijadikan laboratorium demokrasi.
6. Evaluasinya
tak hanya akan mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomor saja,
tetapi juga mencobakan mengembangkan apa yang disebut democratic quotient dan citizenship
quotient.
7. Unsur-unsur
sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya akan melengkapi program pembelajaran
IPS, demikian pula unsur-unsur science,
teknologi, matematika, dan agama akan ikut memperkaya bahan pembelajarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar