Rabu, 26 Desember 2012

2013, Ada apa?


Menjelang tahun baru banyak yang melihat kembali apa aja yang terjadi di tahun sebelumnya. Sekedar mengenang masa-masa indah atau bahkan koreksi kembali apa saja kesalahan yang terjadi di tahun sebelumnya, agar tidak diulangi di tahun ini dan berharap tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Aku masih inget banget, malam itu menjelang tanggal 1 Januari 2012 aku nonton tv di rumah. Haha... yang paling aku inget pas pacar ngucapin selamat tahun baru. Rasanya seneeeeeeng minta ampun. Tiap tahun baru pasti ada harapan. Rencana baru. Buat kegiatan dan tindakan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Sekarang menjelang tahun baru juga. Harapan, doa, dan rencana baru yang beda dari tahun sebelumnya. Yah, kata-kata yang biasa diucapkan. Realisasinya? Ah, aku kecewa dengan diriku. Cobaan tahun ini berat rasanya. Kata orang tuaku, cerita hidupku bila ditulis, yaaah, cukup tragis. Tapi aku bertaruh gak ada yang bakalan baca. Haha... tulisan ini saja siapa yang mau baca. Pacar saja udah dikasih tau alamat blognya, boro-boro mau baca, buka aja nggak. Awalnya blog ini aku jadiin diary depresiku. Diary depresi, kayak lagu aja. Blog yang menemani masa-masa sepiku pas 3 bulan tutup fesbuk. Siapa suruh tutup fesbuk? Saat itu aku baru putus sama pacar, gak kuasa liat dia. Aku depresi berat. Kalau aku lagi depresi, nggak bisa dibahas tingkahnya kayak apa. Unimaginable. Harapan aku di tahun baru 2013 ini, aku bisa berusaha perbaikan hidup. Berawal dari tujuan kecil kuliah yaitu kuliah demi perbaikan hidup dan tujuan jangka panjangnya membahagiakan orang tua. Semoga harapan dan upaya ini bisa menghapus kesedihan-kesedihan, luka, derita, dan bencana di tahun 2012. 2012 yang penuh kelabu. 2012 yang penuh cerita. Sekilas teringat jalan hidupku tahun 2009 hampir sama dengan 2012. Tapi 2012 aku bilang paling parah. Mulai dari, dikucilkan, dibully, difitnah, dipisuhi, diputusin pacar pas menjelan UN, dan yang paling parah kecelakaan sampe motor rusak berat.
Tapi ingat, jangan sedih mulu yang diingat. Banyak keceriaan dan rejeki yang harus disyukuri. Cobaan-cobaan itu mestinya bisa buat lebih bersyukur atas rejeki yang ada. Jangan terlalu terlarut dalam kesedihan. Nah, ini aku yang aku inginkan. Aku yang semangat lahir batin. Aku yang bebas. Aku yang nggak terkekang lagi. Aku yang nggak dibully lagi. Bukankah hal ini yang aku idamkan selama 24 bulan terpenjara dalam sel keterpurukan? Jadikan postingan lama sebagai kenangan masa lalu, yang indah dijadikan semangat baru, yang tragis diambil hikmahnya saja agar nggak diulangi lagi ke-tragisan yang lalu. Hikhik! Semangat ini yang mengawali harapan tulisan yang lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Amien!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar