Menjelang
tahun baru banyak yang melihat kembali apa aja yang terjadi di tahun
sebelumnya. Sekedar mengenang masa-masa indah atau bahkan koreksi kembali apa
saja kesalahan yang terjadi di tahun sebelumnya, agar tidak diulangi di tahun
ini dan berharap tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Aku masih inget
banget, malam itu menjelang tanggal 1 Januari 2012 aku nonton tv di rumah. Haha...
yang paling aku inget pas pacar ngucapin selamat tahun baru. Rasanya seneeeeeeng
minta ampun. Tiap tahun baru pasti ada harapan. Rencana baru. Buat kegiatan dan
tindakan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Sekarang menjelang tahun baru
juga. Harapan, doa, dan rencana baru yang beda dari tahun sebelumnya. Yah,
kata-kata yang biasa diucapkan. Realisasinya? Ah, aku kecewa dengan diriku. Cobaan
tahun ini berat rasanya. Kata orang tuaku, cerita hidupku bila ditulis, yaaah,
cukup tragis. Tapi aku bertaruh gak ada yang bakalan baca. Haha... tulisan ini
saja siapa yang mau baca. Pacar saja udah dikasih tau alamat blognya, boro-boro
mau baca, buka aja nggak. Awalnya blog ini aku jadiin diary depresiku. Diary
depresi, kayak lagu aja. Blog yang menemani masa-masa sepiku pas 3 bulan tutup
fesbuk. Siapa suruh tutup fesbuk? Saat itu aku baru putus sama pacar, gak kuasa
liat dia. Aku depresi berat. Kalau aku lagi depresi, nggak bisa dibahas
tingkahnya kayak apa. Unimaginable. Harapan aku di tahun baru 2013 ini, aku
bisa berusaha perbaikan hidup. Berawal dari tujuan kecil kuliah yaitu kuliah
demi perbaikan hidup dan tujuan jangka panjangnya membahagiakan orang tua. Semoga
harapan dan upaya ini bisa menghapus kesedihan-kesedihan, luka, derita, dan
bencana di tahun 2012. 2012 yang penuh kelabu. 2012 yang penuh cerita. Sekilas teringat
jalan hidupku tahun 2009 hampir sama dengan 2012. Tapi 2012 aku bilang paling
parah. Mulai dari, dikucilkan, dibully, difitnah, dipisuhi, diputusin pacar pas
menjelan UN, dan yang paling parah kecelakaan sampe motor rusak berat.
Tapi
ingat, jangan sedih mulu yang diingat. Banyak keceriaan dan rejeki yang harus
disyukuri. Cobaan-cobaan itu mestinya bisa buat lebih bersyukur atas rejeki
yang ada. Jangan terlalu terlarut dalam kesedihan. Nah, ini aku yang aku
inginkan. Aku yang semangat lahir batin. Aku yang bebas. Aku yang nggak
terkekang lagi. Aku yang nggak dibully lagi. Bukankah hal ini yang aku idamkan
selama 24 bulan terpenjara dalam sel keterpurukan? Jadikan postingan lama
sebagai kenangan masa lalu, yang indah dijadikan semangat baru, yang tragis
diambil hikmahnya saja agar nggak diulangi lagi ke-tragisan yang lalu. Hikhik! Semangat
ini yang mengawali harapan tulisan yang lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Amien!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar