Aku
pernah baca kalau kita itu nggak boleh mematikan karakter orang lain di dalam
forum. Sebelumnya pernah gak kalian merasa seakan-akan nggak ada udara untuk
bernafas saat orang lain menjelek-jelekkan karakter kalian di depan orang
banyak? Hal yang pernah kualami. Cetar membahana sampai detik ini. Menjelma jadi
suatu bayang-bayang dari lorong masa lalu yang suram. Aku punya temen, eh...
aku manggil dia temen, dia mau nggak dipanggil temen? Duh... pas liat aku, dia bawaannya
misuh-misuh. Dia cewek, friends. Pas itu lagi open forum. Open forum itu forum
terbuka dimana orang yang ada dalam forum itu boleh mengungkapkan pendapat
(curhat, minta maaf, ungkapin apa aja...) bisa jadi saat-saat koreksi
kesalahan-kesalahan yang dibuat. Tepat saat open forum aku duduk bersebrangan
sama anak cewek itu. Pas ada temen yang ungkapin kesalahannya, aku nangis
sesenggukan. Temen-temen cewek di kelas aku lirik juga pada nangis. Nah,
tiba-tiba dia angkat tangan tanda ngucapin pendapatnya. Dia ungkapin kekesalannya
pada salah satu teman cewek di kelas, (tapi bukan aku...) pas jeda, dia ngomong
lagi. Aku masih ingat banget ni, begini cuplikannya:
“Untuk
Fikahati, kamu tu jangan lebay. Kamu di kelas ini terlalu alay. Inget ya kamu,
di kelas 1 dulu kamu tu terkenal egois, jadi disini jadi anak jangan terlalu
lebay. Kamu tu anak alay.”
Uwh...
kaget 100% kaget aku. Akhirnya aku bicara, minta maaf gak maksud lebay. Siapa juga
yang mau lebay? Bagus banget tu anak men-judge orang di depan orang banyak. Disaat
tahun ajaran baru. Adaptasi temen baru. Temen yang bakal jadi temen belajar 2
tahun kedepan, atau bahkan temen selama-lamanya, tambah dirusak rusak rusak
oleh tindakan pencemaran nama baik. Aku nggak ngerti lebay alay gimana yang
dimaksud. Apalagi yang dia ngatain aku egois. Itu dari manaa asal muasalnya. Friends,
mungkin kalian semua pernah menemui anak yang kayak gitu tapi semoga kamu nggak
ketemu anak yang seperti itu. Dia terang-terangan misuh/berkata kotor di depan
orang, entah itu teman, kakak kelas, guru, orang yang nggak dia sukai. Dia berkata,
sekali dia nggak suka sama orang dia bakalan nggak suka selamanya. Menurutku,
dia terjangkit Hello effect tingkat akut. Mungkin aku salah satu yang masuk
black list pertemanannya. Semua orang pengen ya berteman dengan siapa aja. Bahkan
siapa juga yang nggak ingin berteman sama dia. Aku pun juga pengen berteman
sama dia. Minimal dia menjawab sapaanku dengan senyuman dan yang pasti tidak
misuhi aku lagi. Seumur-umur nggak pernah aku misuh. Keluarga ku nggak ada yang
kasar sampai misuh-misuh atau segala macem. Tapi jujur shock banget ternyata
seperti itu di lingkungan. Nggak ada maksud jelek-jelekin dia di tulisan ini. Gak
ada gunanya jelek-jelekin orang.
Friends,
ini cerita kedua tapi pelakunya sama tetep aku dan dia. Kedisiplinan itu
penting. Meskipun aku tau dia akan buat gerakan baru dengan buat sensasi cetar
tapi aku tetep nggak setuju sama gerakan itu. Saat itu giliran petugas upacara
kelas lain. Dia meminta agar petugas upacara itu kelas aku dan dia. Dia udah
buat petugas upacaranya siapa aja. Tarra... petugas pengibar bendera ada 9
orang dipilih yang tinggi badannya 150m gak sampe, aku dan dia termasuk. Perasaanku
saat itu campur aduk. Jantungku serasa berhenti 2 detik. Aku aja udah gak pede
dengan postur tubuh kayak begini, dipaksa jadi petugas upacara. Kalau giliran
petugas upacaranya memang kelas dia dan kelas aku ya kemungkinan aku mau. Nah ini,
nyerobot kelas lain + mau bikin sensasi. Ya Allah... aku bingung, mau nolak,
udah dipisuhin dijelek-jelekin di depan orang. Saat itu bener-bener rasanya aku
jadi orang sejelek-jeleknya orang. Karena dijelekin sama dia. Dia itu
berpengaruh banget. Masyaallah... seakan semua takut sama dia, kalau nggak
disukai dia bakalan nggak disukai satu kelas. Itu terjadi pada aku. Tidak ada
daya upaya selain beribadah, berdoa, berserah diri kepada Allah. Udah melakukan
tindakan sebaik apapun masih aja tidak dipercaya. Selain tidak dipercaya,
dikira dibuat-buat, dikatain munafik, dikatain egois, dikatain lebay alay,
dikatain nggak tulus, dikatain nggak punya malu dan banyak lagi yang negatif. Pengalaman
berharga buat aku ini jarang ada yang persis sama punya keadaan kayak aku. Dari
kejadian itu dapat aku ambil hikmah, aku nggak perlu nunjukin diri hanya untuk
pengakuan baik di hadapan orang lain, aku berikan yang terbaik dengan berbuat
positif yang terbaik bagi siapa aja. Entah penilaian orang tentang aku itu apa.
Friends, dikucilkan dan omongan kita tidak dihargai itu sakit rasanya. Jangan sampai
begitu sama orang lain. Hargailah upaya orang lain. Jangan memaksakan kehendak,
ingatlah toleransi dan disiplin itu penting.
Tak
heran, pacarku yang juga berasal dari kelas yang sama dengan aku, nggak percaya
sama aku. Walaupun begitu aku tetep sayang sama dia. Aku tetep cinta sama dia. Aku
nggak ngerti alasan cinta itu apa. Yang pasti setiap doaku selalu aku mendoakan
dia. Aku sadar diri dia nggak suka sama aku.
Dari
tulisan ini dapat diambil pelajaran: Jangan pernah men-judge negatif orang di
depan umum, jangan pernah mematikan karakter orang di depan umum. Apapun alasannya,
tindakan itu tindakan yang tidak mempunyai rasa peri kemanusiaan. Perbanyak beribadah
dan berdoa jangan sampai kita ditempatkan dilingkungan yang sama sekali tidak
mendukung kita untuk berkembang dan sabar serta tabah dalam menghadapi masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar