Kamis, 27 Desember 2012

Kandasnya Sebuah Adaptasi


Aku pernah baca kalau kita itu nggak boleh mematikan karakter orang lain di dalam forum. Sebelumnya pernah gak kalian merasa seakan-akan nggak ada udara untuk bernafas saat orang lain menjelek-jelekkan karakter kalian di depan orang banyak? Hal yang pernah kualami. Cetar membahana sampai detik ini. Menjelma jadi suatu bayang-bayang dari lorong masa lalu yang suram. Aku punya temen, eh... aku manggil dia temen, dia mau nggak dipanggil temen? Duh... pas liat aku, dia bawaannya misuh-misuh. Dia cewek, friends. Pas itu lagi open forum. Open forum itu forum terbuka dimana orang yang ada dalam forum itu boleh mengungkapkan pendapat (curhat, minta maaf, ungkapin apa aja...) bisa jadi saat-saat koreksi kesalahan-kesalahan yang dibuat. Tepat saat open forum aku duduk bersebrangan sama anak cewek itu. Pas ada temen yang ungkapin kesalahannya, aku nangis sesenggukan. Temen-temen cewek di kelas aku lirik juga pada nangis. Nah, tiba-tiba dia angkat tangan tanda ngucapin pendapatnya. Dia ungkapin kekesalannya pada salah satu teman cewek di kelas, (tapi bukan aku...) pas jeda, dia ngomong lagi. Aku masih ingat banget ni, begini cuplikannya:
“Untuk Fikahati, kamu tu jangan lebay. Kamu di kelas ini terlalu alay. Inget ya kamu, di kelas 1 dulu kamu tu terkenal egois, jadi disini jadi anak jangan terlalu lebay. Kamu tu anak alay.”
Uwh... kaget 100% kaget aku. Akhirnya aku bicara, minta maaf gak maksud lebay. Siapa juga yang mau lebay? Bagus banget tu anak men-judge orang di depan orang banyak. Disaat tahun ajaran baru. Adaptasi temen baru. Temen yang bakal jadi temen belajar 2 tahun kedepan, atau bahkan temen selama-lamanya, tambah dirusak rusak rusak oleh tindakan pencemaran nama baik. Aku nggak ngerti lebay alay gimana yang dimaksud. Apalagi yang dia ngatain aku egois. Itu dari manaa asal muasalnya. Friends, mungkin kalian semua pernah menemui anak yang kayak gitu tapi semoga kamu nggak ketemu anak yang seperti itu. Dia terang-terangan misuh/berkata kotor di depan orang, entah itu teman, kakak kelas, guru, orang yang nggak dia sukai. Dia berkata, sekali dia nggak suka sama orang dia bakalan nggak suka selamanya. Menurutku, dia terjangkit Hello effect tingkat akut. Mungkin aku salah satu yang masuk black list pertemanannya. Semua orang pengen ya berteman dengan siapa aja. Bahkan siapa juga yang nggak ingin berteman sama dia. Aku pun juga pengen berteman sama dia. Minimal dia menjawab sapaanku dengan senyuman dan yang pasti tidak misuhi aku lagi. Seumur-umur nggak pernah aku misuh. Keluarga ku nggak ada yang kasar sampai misuh-misuh atau segala macem. Tapi jujur shock banget ternyata seperti itu di lingkungan. Nggak ada maksud jelek-jelekin dia di tulisan ini. Gak ada gunanya jelek-jelekin orang.
Friends, ini cerita kedua tapi pelakunya sama tetep aku dan dia. Kedisiplinan itu penting. Meskipun aku tau dia akan buat gerakan baru dengan buat sensasi cetar tapi aku tetep nggak setuju sama gerakan itu. Saat itu giliran petugas upacara kelas lain. Dia meminta agar petugas upacara itu kelas aku dan dia. Dia udah buat petugas upacaranya siapa aja. Tarra... petugas pengibar bendera ada 9 orang dipilih yang tinggi badannya 150m gak sampe, aku dan dia termasuk. Perasaanku saat itu campur aduk. Jantungku serasa berhenti 2 detik. Aku aja udah gak pede dengan postur tubuh kayak begini, dipaksa jadi petugas upacara. Kalau giliran petugas upacaranya memang kelas dia dan kelas aku ya kemungkinan aku mau. Nah ini, nyerobot kelas lain + mau bikin sensasi. Ya Allah... aku bingung, mau nolak, udah dipisuhin dijelek-jelekin di depan orang. Saat itu bener-bener rasanya aku jadi orang sejelek-jeleknya orang. Karena dijelekin sama dia. Dia itu berpengaruh banget. Masyaallah... seakan semua takut sama dia, kalau nggak disukai dia bakalan nggak disukai satu kelas. Itu terjadi pada aku. Tidak ada daya upaya selain beribadah, berdoa, berserah diri kepada Allah. Udah melakukan tindakan sebaik apapun masih aja tidak dipercaya. Selain tidak dipercaya, dikira dibuat-buat, dikatain munafik, dikatain egois, dikatain lebay alay, dikatain nggak tulus, dikatain nggak punya malu dan banyak lagi yang negatif. Pengalaman berharga buat aku ini jarang ada yang persis sama punya keadaan kayak aku. Dari kejadian itu dapat aku ambil hikmah, aku nggak perlu nunjukin diri hanya untuk pengakuan baik di hadapan orang lain, aku berikan yang terbaik dengan berbuat positif yang terbaik bagi siapa aja. Entah penilaian orang tentang aku itu apa. Friends, dikucilkan dan omongan kita tidak dihargai itu sakit rasanya. Jangan sampai begitu sama orang lain. Hargailah upaya orang lain. Jangan memaksakan kehendak, ingatlah toleransi dan disiplin itu penting.
Tak heran, pacarku yang juga berasal dari kelas yang sama dengan aku, nggak percaya sama aku. Walaupun begitu aku tetep sayang sama dia. Aku tetep cinta sama dia. Aku nggak ngerti alasan cinta itu apa. Yang pasti setiap doaku selalu aku mendoakan dia. Aku sadar diri dia nggak suka sama aku.
Dari tulisan ini dapat diambil pelajaran: Jangan pernah men-judge negatif orang di depan umum, jangan pernah mematikan karakter orang di depan umum. Apapun alasannya, tindakan itu tindakan yang tidak mempunyai rasa peri kemanusiaan. Perbanyak beribadah dan berdoa jangan sampai kita ditempatkan dilingkungan yang sama sekali tidak mendukung kita untuk berkembang dan sabar serta tabah dalam menghadapi masalah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar