Rabu, 15 Agustus 2012

Tuhan Tolong Aku, Ku Cinta Padanya [Part 2]


melupakan doa dan harapanku yang hampir setahun aku mohonkan. Sebelum aku pengumuman kelulusan, secercah harapan pun datang, aku dipanggil kerja. Kerjakan! Aku sangat bersemangat, karena aku mendapat pekerjaan yang 100% hobiku. Komputer. Nilai plus lagi, aku tidak perlu dandan yang cantik untuk bekerja... tidak tanggung-tanggung hanya bekal otak. Dari situ aku mendapat pelajaran, pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginan dan kemampuan maka pekerjaan itu akan mematikan diri sendiri, dari penjaga warnet yang direkomendasikan ayahnya, dia belum menguasai komputer disamping itu tuntutan pekerjaan sangat berat pada akhirnya dia dikeluarkan karena kerjanya yang kurang maksimal. Aku bekerja siang malam, pada akhirnya bos mengangkat karyawan baru dan aku kerja siang saja. Pengumuman kelulusan, aku masih bekerja, aku ijin cuti untuk menerima informasi kelulusan. Nilai yang pantas dibaca oleh orang tuaku meskipun tanpa pujian. Ternyata snmptn undangan diumumkan sore itu, aku dan kedua orangtuaku melatih adrenalin menunggu di depan netbook untuk melihat pengumuman. Apalagi ayahku, sangat antusias. Bagaimanapun beliau satu-satunya yang mencarikan dana untuk pendidikanku, bila takdirku lain, beliau tetap memiliki andil yang sangat besar untuk itu. Aku langsung sujud syukur, menangis haru, ayah juga. Begitu bangga ayah mengetahui aku diterima tanpa test. Yang pasti menghemat biaya untuk tidak menjajal test/melamar ke universitas lain, katanya... lega sudah dapat sekolah. Aku dengar dari teman, bahwa dia tidak ketrima snmptn undangan, tapi aku yakin dia bisa menempuh snmptn tulis, tak lupa... aku tetap mendoakannya, walaupun terkadang saat aku ingat... hatiku teriris. Aku mengisi hari-hariku dengan bekerja dan fokus bekerja, berharap aku dapat rejeki dengan jerih payah aku sendiri. Ramadhan tiba, dia sms semua teman termasuk aku, dia mengundang untuk syukuran di rumahnya. Aku ingin sekali ikut, namun pekerjaanku...tidak bisa aku tinggalkan. Aku memutuskan untuk ijin tidak ikut. Dia menanyai aku tentang tempat kerjaku. Keesokan harinya dia datang ketempat kerjaku, dan disinilah cerita baru dimulai kembali.  

To be continued....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar