Insyaallah besok hari Raya Idul Fitri 1433 H. Hari raya kali ini rasanya beda kayak hari raya taon-taon sebelumnya. Salah satu hal yang membuat hari raya tahun ini begitu spesial adalah aku sudah punya pacar. Haha... punya pacar aja luebay nya minta ampun. Alhamdulillah, soalnya ini pacar yang nggak sembarang pacar. Artinya kali ini adalah seseorang yang sangat aku harapkan. Yah... tetep orang yang sama seperti yang aku ceritain tiap hari. Inisialnya MAJ. Walaupun sekarang dia lagi mudik di luar kota tapi kemaren dia sempatin main ke rumah, tapi rasanya masih kangen dan makin kangen.
Jumat, 17 Agustus 2012
Rabu, 15 Agustus 2012
Tuhan Tolong Aku, Ku Cinta Padanya [Part 2]
melupakan doa dan harapanku yang hampir setahun aku
mohonkan. Sebelum aku pengumuman kelulusan, secercah harapan pun datang, aku
dipanggil kerja. Kerjakan! Aku sangat bersemangat, karena aku mendapat
pekerjaan yang 100% hobiku. Komputer. Nilai plus lagi, aku tidak perlu dandan
yang cantik untuk bekerja... tidak tanggung-tanggung hanya bekal otak. Dari situ
aku mendapat pelajaran, pekerjaan yang
tidak sesuai dengan keinginan dan kemampuan maka pekerjaan itu akan mematikan
diri sendiri, dari penjaga warnet yang direkomendasikan ayahnya, dia belum
menguasai komputer disamping itu tuntutan pekerjaan sangat berat pada akhirnya
dia dikeluarkan karena kerjanya yang kurang maksimal. Aku bekerja siang malam,
pada akhirnya bos mengangkat karyawan baru dan aku kerja siang saja. Pengumuman
kelulusan, aku masih bekerja, aku ijin cuti untuk menerima informasi kelulusan.
Nilai yang pantas dibaca oleh orang tuaku meskipun tanpa pujian. Ternyata snmptn
undangan diumumkan sore itu, aku dan kedua orangtuaku melatih adrenalin
menunggu di depan netbook untuk melihat pengumuman. Apalagi ayahku, sangat
antusias. Bagaimanapun beliau satu-satunya yang mencarikan dana untuk
pendidikanku, bila takdirku lain, beliau tetap memiliki andil yang sangat besar
untuk itu. Aku langsung sujud
syukur, menangis haru, ayah juga. Begitu bangga ayah mengetahui aku diterima
tanpa test. Yang pasti menghemat biaya untuk tidak menjajal test/melamar ke
universitas lain, katanya... lega sudah
dapat sekolah. Aku dengar dari teman, bahwa dia tidak ketrima snmptn
undangan, tapi aku yakin dia bisa menempuh snmptn tulis, tak lupa... aku tetap
mendoakannya, walaupun terkadang saat aku ingat... hatiku teriris. Aku mengisi
hari-hariku dengan bekerja dan fokus bekerja, berharap aku dapat rejeki dengan
jerih payah aku sendiri. Ramadhan tiba, dia sms semua teman termasuk aku, dia
mengundang untuk syukuran di rumahnya. Aku ingin sekali ikut, namun
pekerjaanku...tidak bisa aku tinggalkan. Aku memutuskan untuk ijin tidak ikut. Dia
menanyai aku tentang tempat kerjaku. Keesokan harinya dia datang ketempat
kerjaku, dan disinilah cerita baru dimulai kembali.
To be continued....
Tuhan Tolong Aku, Ku Cinta Padanya
Tulisan
ini aku buat pada saat puasa hari ke 28. Sebenarnya aku sudah tidak mau
membahas tentang ini, tentang perasaan..., tentang cinta... . Semenjak kejadian
itu, aku seperti kehilangan arah. Mengikat janji dengan orang yang benar-benar
aku harapkan adalah anugrah dari Allah yang sangat besar bagiku. Meminta kepada
Allah dan menyandarkan diri pada kekuatan doa. Seiring waktu berjalan dan cukup
lama, dia memutuskan untuk memilih jalan sendiri-sendiri. Semenjak itu aku
kehilangan arah. Aku seperti kehilangan gairah hidup. Dulu, saat pertama,
seperti Allah sangat dekat dengan aku, sehingga doaku terkabul. Semenjak kejadian
itu, seperti aku jauh dari Allah dan Allah memberi cobaan berat pada aku. Aku
dinasehati orang tuaku. Orang tuaku yang menaruh kepercayaan kepada aku dan
dia, kecewa dengan aku. Karena pada akhirnya sikapku yang berubah seperti ini,
pendiam dan tidak bersemangat. Orang terdekat, keluarga, tau kalau pada saat
itu aku sedang depressy. Tapi mereka
menimbulkan spekulasi-spekulasi sendiri yang menurut aku tidak jelas. Aku tidak
cerita kepada orang tuaku, namun akhirnya ibu tau... dengan tanda kamarku yang
acak-acakan, tidak seperti biasanya. Saat itu ibu mencurahkan kekecewaannya
kepadaku karena kejadian ini terjadi saat mendekati ujian nasional SMA. Ibuku
kembali mengingatkan aku tentang janjiku “Bila
masuk ke sekolah favorit mu dengan awal yang bagus, akhirilah dengan akhir yang
bagus”. Bagi ibuku pendidikan aku yang paling utama. Beliau terus
menyemangati aku untuk kembali bersemangat seperti hari-hari ku biasanya. Ibu
tidak mau gara-gara kejadian itu aku gagal. Akhirnya, aku berusaha untuk
bangkit, walau berat rasanya untuk melupakan kejadian itu. Tiap aku bertemu
dia, aku tidak bisa menahan tangis dalam hati. Setiap hari aku melihat dia, dalam
hati bertanya mengapa ini terjadi dan apa salahku. Namun seminggu sebelum ujian
nasional aku sudah tidak kuat lagi melihat dia karena dia sepertinya sudah
dekat orang lain. Ujian nasional telah aku lalui dengan sungguh-sungguh dan
penuh harapan. Sementara itu aku sudah memutuskan untuk menutup akun di media
jejaring sosial, karna aku tidak mau melihat dia dekat dengan orang yang tidak
aku harapkan, kedua...karena aku ingin fokus ujian nasional. Akun itu begitu
penting bagi aku, namun tak apalah, demi ketenangan hidup aku dan demi
kesenangan dia tanpa aku... aku rela menutupnya. Ujian nasional berlalu. Inilah
saat yang aku impikan pula, saat aku sudah semakin dekat untuk lepas dengan
masa SMA. Kebanyakan orang bilang, masa SMA adalah masa yang paling indah. Aku termasuk
orang yang bertolak belakang dengan pendapat itu.Karena jeda waktu menunggu
pengumuman kelulusan dan pengumuman snmptn undangan cukup panjang, aku
memutuskan untuk melamar pekerjaan menjadi tenaga pengetikan dan penjaga warnet,
namun hal itu menambah kekecewaanku karena lamaranku ditolak. Yang lebih
menyakitkan lagi pada saat aku menanyakan bagaimana keputusan pemilik warnet
itu, ada pelamar lain dengan bapaknya. Dan bapaknya sangat antusias
merekomendasikan dia untuk bekerja. Aku pulang naik sepeda dengan menangis, aku
sengaja menempuh rute memutar desa untuk sampai lebih lama menuju rumah. Aku sedih,
pelamar itu punya ayah yang sangat antusias mencarikannya kerja, sedangkan aku
melamar sendiri dan ditolak. Yang membuatku nelangsa lagi karena ayahku yang
biasanya mencarikan tetanggaku, saudara-saudaraku, untuk mendapat kerja di
swalayan dan di toko-toko. Ayahku tidak mau mencarikan aku kerja seperti itu,
dengan alasan postur tubuh aku yang tidak memenuhi kriteria dan wajah aku yang
menurutnya tidak bisa cantik bila dikasih kosmetik dan bertemu pengunjung memasang
senyum paling manis untuk menawarkan barang dagangan. Aku merasa aku tidak
punya apa-apa. Sepenuhnya seorang anak badung yang belum punya kesadaran untuk
dandan serta selalu memakai celana pendek dan kaos. Disamping itu sempat aku
memikirkan dia, namun seiring waktu aku sadar aku mungkin tidak pantas sama
dia. Karena aku tidak punya apa-apa. aku mencoba mengikhlaskan dia memilih orang
lain, yang lebih cantik, dewasa... (bahkan
seseorang yang lebih tua darinya), manja, segala sikapnya dan
lebih...berada. Dalam hatiku masih berat, tidak ikhlas, susah untuk
To be continued...
Langganan:
Postingan (Atom)